Jumat, 06 September 2019

Pemanpaatan Limbah Ternak

Jumat, 06 September 2019

Membuat Pupuk organik Cair dari Kencing Ternak (Biourin)


Sejalan dengan makin santernya isu “back to nature” permintaan akan bahan pangan organik semakin meningkat,. Untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan organik, diperlukan dukungan beberapa sarana produksi seperti pupuk organik dan bio pestisida.
Dibeberapa daerah penggunaan pupuk organik kini makin digalakan, namun sifatnya masih sporadis. Untuk melakukan gerakan masal penggunaaan pupuk organik akan menghadapi 2 kendala : (a). Di beberapa lokasi jumlah ternak masih relatif kurang dibandingkan dengan luas areal tanaman. (b). Meskipun bahan baku pupuk organik murah, namun aplikasinya mahal karena volumenya besar, dan bentuknya padat sehingga memerlukan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi dibandingkan aplikasi puupuk an- organik
Untuk mengatasi kendala tersebut, diantara alternatif pemecahan yang mungkin dilakukaan adalah pengguan pupuk organik cair yang bahannya dari kotoran (faeces) dan kencing (urine) ternak. Dengan produksi pupuk organik cair ini deperoleh kelebihan – kelebihan, antara lain :
(a). Bahan baku pupuk organik bisa bertambah tidak hanya dari kotoran (faeces) tapi juga dari kencing ternak
(b). Volume penggunaan lebih hemat dibandingkan pupuk kompos.
(c). Karena bentuknya cair, aplikasinya lebih mudah, karena bisa dilakukan dengan penyemprotan, dan pada tanaman pohon tidak harus membuat lubang pada tanah.

TEKNIK PRODUKSI

1. Pembuatan bio urine
- Tampung urine (kencing) ternak di bak penampungan.
- Masukkan fermenter (RB dan Azotobacter). Untuk 800 liter urine difermentasi dengan RB : 1 liter dan Azotobacter : 1 liter.
- Diaduk dengan aerator (3-4 jam).
- Permukaan bak ditutup dengan penutup (triplek, plastik) dan diamkan hingga 7 hari.
- Pada hari ke-8, urine diputar dengan pompa, sehingga naik-turun di tangga “penipisan” selama 6-7 jam. Pemutaran ini dimaksudkan untuk menguapkan amoniak (yang bersifat racun bagi tanaman).
- Urine bisa diambil dan dikemas (dalam wadah) untuk selanjutnya digunakan atau disimpan.

2. Pembuatan bio kultur
- Tampung kotoran (faeces) ternak di bak penampungan.
- Campur faeces dengan air, dengan perbandingkan 1:2.
- Masukkan fermenter (RB dan Azotobacter). Untuk 0,8 m3 campuran faeces + air diperlukan RB : 1 liter dan Azotobacter :1 liter.
- Diaduk dengan pengaduk atau aerator selama 3-4 jam.
- Tutup bak fermentasi dan diamkan hingga 7 hari.
- Pada hari ke-8, bagian cairan (yang ada diatas) diambil. Pada endapan bagian bawah bisa diperas/dipres, dimana bagian cair bisa dicampur dengan cairan yang telah diambil dan bagian padat dipisahkan. Bagian padat baik juga digunakan sebagai pupuk atau dicampur dengan limbah padat lain untuk bahan bakar (briket).
- Pada bagian cair (bio kultur) bisa dikemas untuk selanjutnya digunakan atau disimpan.

TEKNIK APLIKASI

1. Pada tanaman semusim (Padi) per Ha / musim.

a. Pra olah tanah (16 HBT)
- Tanah diairi
- Disemprot Bio Kultur 150 liter
- Diamkan 1 Hari

b. Pengolahan tanah (15 HBT)

c. 4 HBT
- Semprot Campuran Bio kultur + Bio Urine (100 liter BK+ 70 liter BU)
- Taburi Urea : 100 kg + SP-36:50 kg + KCl:50 kg
- Diamkan selam 4 hari

d. Penanaman (sesuai cara konvensional )

e. Umur 15 hari
- Semprotkan bio urine (100 liter +Air 200 liter )lewat tanah

f. Umur 28 hari
- Urea 50 kg + SP-36:40 kg+KCl:25 kg
- Bio Urine (75 liter + air 225 liter )

g. Umur 45 Hari
- Bio kultur (40 liter dalam 200 liter Air ) +Telur 10 butir
- Lewat daun

Catatan :
1).Saat aplikasi pupuk cair, usahakan tanah dipetakan sawah macak – macak dan petakan di bendung agar air dan pupuk tidak mengalir.
2).Pada tanaman semusim lain seperti jagung, bawang merah atau cabe, pada prinsipnya hampir sama, dimana pada tahap – tahap pertama pupuk an – organik diberikan masing – masing urea : 50 %, SP – 36 : 75 % dan KCl : 50 % dari dosis rekomendasi.

2. Pada tanaman industri (kopi, kakao, cengkeh) per Ha / tahun
a. Aplikasi
(1) Dilakukan 3 tahap, masing-masing : (1) beberapa hari setelah panen (2) diulang 2 bulan kemudian dan (3) diulang 2 – 3 bulan kemudian.
(2) Sebelum digunakan, bio urine dan bio kultur dicampur dengan perbandingan 1:2. Sebaiknya, sebelum dicampur bio kultur disaring, agar serat-serat darI faeces yang ada dapat dipisahkan agar tidak mempersulit dalam aplikasi pemupukan, terutama jika menggunakan sprayer.
(3) Setelah bio urine dan bio kultur tercampur, lantas campuran tersebut dicampur air dengan perbandingan 1:1, sehingga pupuk cair tersebut siap digunakan.
(4) Pada pemupukan tahap III, pupuk cair + telur dengan perbandingan 1 butir telur setiap 60 liter dan pupuk disemprotkan lewat daun.
b. Dosis
(1). Tahap I : * Kompos padat : 2kg/pohon
* Pupuk cair : 2 liter/pohon
(2). Tahap II : * Pupuk cair : 2 liter/pohon
(3). Tahap III : * Pupuk cair : 2 liter/pohon (lewat daun)

HASIL PENELITIAN
▪Pada tanaman kopi dan kakao dengan dosis 6 liter + 2 kg kompos padat per pohon per tahun, dapat menghasilkan produksi 30 – 35% lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan kompos padat yang dosisnya 10-12 kg/pohon/tahun.
▪Pada tanaman bawang merah dapat menghemat pengguanan pupuk an- organik ( Urea, Sp-36 dan KCl) hingga 50% dengan produktivitas mengalami peningkatan hingga 40 %.
▪Pada tanaman jagung juga dapat menghemat pupuk an- organik hingga 50% dengan peningkatan produktivitas hingga 25 - 30 %.

Kamis, 06 September 2018

Pentingnya Pelatihan Kewirausahaan







 01 September 2018 Pelatihan dan Penyuluhan
Target Posdaya Sumber Mukti Desa Bojong dalam rangka untuk meningkatkan tarap ekonomi masyarakat Pada tahun 2019,akan bekerjasama dengan instansi terkait untuk mencetak kewirausahaan atau wirausaha baru yang siap mandiri.
Untuk memajukan sebuah usaha dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang mumpuni dari para pelaku usaha tersebut.Pelatihan kewirausahaan yang tepat dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan soft-skill dari para pelaku usaha, tidak hanya para pelaku Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM), namun juga pengusaha pemula dan para pengusaha yang ingin mengembangkan bisnisnya.Tujuan dan manfaat pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Mempersingkat masa belajar untuk memenuhi standar kinerja yang ditentukan. Dengan mengikuti pelatihan sebelum memulai usaha, para pengusaha mempunyai pengetahuan yang cukup untuk menjalankan bisnis mereka sehingga mereka dapat bekerja secara optimal, tanpa harus meraba-raba terlebih dahulu langkah apa yang harus dilakukan dan dapat memaksimalkan waktu yang ada. 
1. Meningkatkan kinerja pekerjaan. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kinerja dalam menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang sedang dihadapi, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien, serta dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru bagi bisnis mereka
3. Pembentukan sikap. Pelatihan diharapkan dapat membentuk sikap dan tingkah laku para pengusaha dalam menjalin hubungan baik antar pengusaha, pengusaha dengan patner bisnis, pengusaha dengan karyawan, maupun pengusaha dengan konsumen.
4. Pelatihan membantu memecahkan masalah-masalah operasional perusahaan sehari-hari seperti mengurangi kecelakaan kerja, mengurangi absen, mengurangi masalah-masalah operasional lainnya.
5. Pelatihan tidak hanya mempunyai tujuan jangka pendek tetapi juga jangka panjang, yaitu mempersiapkan para pengusaha memperoleh keahlian dalam bidang tertentu yang dibutuhkan perusahaan, seperti dengan mengambil beberapa sertifikasi dalam bidang yang dibutuhkan.
6. Dari pelatihan adalah mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang mumpuni sehingga para pengusaha memperoleh rasa aman dan dihargai, dan menimbulkan kepuasan dalam dirinya.
Disamping keenam manfaat tersebut, terdapat juga keuntungan lain dari mengikuti suatu seminar dan pelatihan kewirausahaan seperti menemukan patner dan mentor yang tepat untuk usaha yang akan dan sedang dijalani.Hal utama yang perlu diperhatikan adalah para pengusaha sudah benar-benar memahami usaha mereka sehingga para pengusaha tahu dan mengerti benar seminar dan pelatihan semacam apa yang harus mereka ikuti.

Cara Pembuatan Opak Beulem


 Opak Beulem  Adalah jenis makanan ringan yang berbentuk mirip kerupuk yang memiliki tekstur yang sangat renyah dan gurih.Bahan dasarnya adalah beras ketan super,garam,santan kelapa dan air kelapa muda.
langkah awal dalam pembuatan adalah rendam beras selama 3 atau 4 jam lalu di angkat direbus dengan air kelapa muda,ketika rebusan mendidih ditambah kan garam dan air santan secukupnya,setelah rebusan beras menjadi seperti bubur lalu di angkat dan di kukus sampai matang seperti nasi ketan yang siap untuk di konsumsi.
setelah nasi ketan masak lalu di simpan dalam wadah penumbuk (pane)istilah sebutan orang semple desa Bojong,lalu di tumbuk sampai menyerupai dodol yang kenyal (bagenyel)istilah sebutan orang semple.
“Bagenyel” di potong-potong kecil kira-kira sebesar biji salak lalu di simpan di atas potongan plastik berukuran 20cm persegi dan di tumpangi potongan plastik lagi,lalu di simpan di atas kaca tebal (ukuran tebal kaca 5ml) dan di tumpangi kaca tebal lagi,setelah itu di gencatkan kaca itu yang tujuan nya untuk membentuk bagenyel tersebut menjadi bulat tipis seukuran tipis 1ml,dengan diameter kira-kira 10 Cm.
Setelah proses pencetakan tadi lalu di tempelkan pada widig (tampan yang terbuat dari bambu dengan ukuran besar) di jemur pada terik matahari sampai bagenyel tadi menjadi mengeras.
Kira-kira pukul tujuh malam (tampan yang terbuat dari bambu dengan ukuran besar) yang ada opak nya di tiriskan atau istilahnya di embun yang tujuan nya supaya mengambil opak yang nempel pada widig menjadi mudah karena teksturnya menjadi pleksibel di mungkinkan opak yang keras tadi tidak akan sobek.
Setelah itu baru proses pembkaran dengan cara bahan opak tadi di tusuk pake kawat atau layaknya menyate di garang (dibakar pada arang) dan jadilah bahan opak yang tadinya tipis menjadi mengembang dan siap untuk di makan.
Demikian sekilas cara pembuatan opak beulem..untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi langsung industri rumahan kami di dusun karangnangka blok semple desa Bojong Kec.Parigi Kab.Pangandaran.

Kamis, 23 Agustus 2018

Lomba Mewarnai


Memberikan Pelajaran Keterampilan Pada anak

Lomba untuk anak memang banyak manfaatnya, dari mengembangkan potensi anak sampai memupuk rasa percaya diri mereka. Seperti pada lomba mewarnai, anak belajar untuk percaya pada kemampuannya, mencocokan warna, mengambil keputusan warna yang digunakan, memahami media dan alat yang digunakan, serta mempraktekkan tehnik mewarnai yang sudah dipelajarinya. Dengan ikut lomba anak-anak akan makin mengasah kemampuannya menjadi lebih baik lagi.
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat saya lakukan bersana KKN UNIGAL CIAMIS FISIP 2018. Melakukan kegiatan yang dapat bermanfaat bagi anak-anak yang ada di Dusun Karangnangka Desa Bojong, kegiatan ini menjadi tujuan kegiatan penunjang untuk dilaksanakan.
 Maksud, Tujuan dan Sasaran yang Ingin Dicapai 
Maksud dan tujuan dalam program ini adalah melatih keterampilan motorik pada anak, melatih kreativitas anak. Sasaran yang ingin dicapai ialah semoga setelah dilakukannya lomba mewarnai yang dilakukan, anak-anak dapat menambah kreativitas dalam mewarnai.
Waktu Pelaksanaan
Hari             : Kamis
Tanggal     : 23 Agustus 2018
Waktu       : 15.30 – 17.00 wib
Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Kegiatan ini dilakukan di Karangnangka Desa Bojong Kecamatan Parigi Kab.Pangandaran. Jumlah anak-anak yang mengikuti kegiatan ini adalah 40 orang. Mereka ini umumnya masih duduk di bangku TK,SD kelas 1,4,6. Mereka diajarkan bagaimana cara berkreativitas. Dan mereka langsung di berikan crayon untuk mempraktekkan langsung dan mendapat hadiah bagi yang bagus mewarnai. Mereka terlihat antusias dan memberikan respon positif terhadap lomba mewarnai. Sehingga Anak-anak di dusun Karangnangka telah mengerti tentang pentingnya kreativitas dan setiap anak memiliki komposisi warna yang berbeda.
 Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung :
  • Dukungan anak-anak Dusun Karangnangka
  • Dukungan dan bantuan rekan rekan KKN UNIGAL CIAMIS, FISIP
  • Orang tua/wali
  • Adanya perlengkapan alat yang diperlukan.
  • Adanya tempat untuk melaksanakan program.

Faktor penghambat :
Tidak ada faktor penghambat. Program berjalan dengan lancar.

Teknik Inokulasi Rhizobium Sebagai Upaya Peningkatan Produksi Kedelai

Kedelai merupakan tanaman pangan yang dikenal luas oleh masyarakat karena merupakan sumber protein nabati dengan harga terjangkau oleh sebagian besar masyarakat. Kedelai, salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan sebagai bahan pangan, pakan, maupun bahan baku industri pangan. Biji kedelai merupakan sumber protein dan lemak nabati yang tinggi. Dari tahun ke tahun, kebutuhan kedelai terus meningkat karena peningkatan kebutuhan bahan baku industry pangan. Meskipun demikian, produksi kedelai di Indonesia belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Upaya peningkatan produksi tanaman kedelai dilakukan melalui berbagai kegiatan antara lain adalah perluasan areal pertanaman, perbaikan teknologi budidaya dan pengembangan varietas kedelai melalui program pemuliaan tanaman sehingga akan diperoleh varietas baru yang mempunyai sifat-sifat unggul.
      Kedelai merupakan salah satu tanaman leguminosae yang dapat bersimbiosis dengan bakteri diazotrop untuk memfiksasi nitrogen. Nitrogen merupakan unsur yang paling penting bagi pertumbuhan dan pengisian biji kedelai. Namun, ketersediaan nitrogen dalam tanah umumnya sangat rendah. Padahal kuantitas dan kualitas hasil biji kedelai yang tinggi memerlukan pasokan N yang tinggi pula. Penggunaan pupuk N buatan yang berasal dari gas alam, mempunyai keterbatasan. Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan N tanaman kedelai adalah inokulasi Rhizobium sp. Inokulasi Rhizobium pada tanaman kedelai sudah lama dikenal sebagai salah satu pupuk hayati. Inokulasi Rhizobium diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nitrogen pada tanaman kedelai sehingga dapat mengurangi kebutuhan pupuk nitrogen anorganik. Kebutuhan tanaman kedelai akan unsur hara nitrogen sangat tinggi sehingga adanya sumber nitrogen yang murah akan membantu mengurangi biaya produksi.
      Bakteri Rhizobium telah lama digunakan sebagai pupuk hayati terhadap tanaman kacang-kacangan karena dapat membentuk bintil akar sehingga dapat mengikat nitrogen bebas. Secara umum inokulasi dilakukan dengan memberikan biakan Rhizobium kedalam tanah agar bakteri ini berasosiasi dengan tanaman kedelai mengikat N2 bebas dari udara. Tanah bekas ditanami kacang-kacangan biasanya diambil sebagai bahan inokulan yang mengandung bakteri Rhizobium dan bila tanah tersebut digunakan kembali untuk tanaman kedelai berikutnya maka pertumbuhan kedelai akan lebih baik, bintil akar akan mulai terbentuk sekitar 15-20 hari setelah tanam sedangkan pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai bakteri Rhizobium tidak terdapat dalam tanah sehingga bintil akar tidak terbentuk.
      Dewasa ini inokulasi dapat dilakukan dengan bahan penular bakteri Rhizobium diantaranya Legin, Nitragin, Rhizobium japonicum, Rhizobium leguminosarum, dan lain-lain. Bahan inkulum tersebut mengandung biakan bakteri Rhizobium yang berfungsi sebagai pengikat nitrogen udara karena adanya proses simbiosa bakteri dan tanaman.
      Pada lahan yang sudah sering ditanami kedeiai atau pada tanah yang subur, benih sumber tidak perlu diperlakukan dengan inokulasi Rhizobium karena Rhizobium akan menjadi kurang efektif untuk mengikat nitrogen. Inokulasi Rhizobium sangat diperlukan dalam budi daya tanaman kedelai di lahan baru yang belum pernah ditanami kedelai. Praktek inokulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :
A. Inokulasi dengan Menggunakan Tanah Prosedur kerja inokulasi lahan adalah sebagai berikut:       disediakan tanah bekas pertanaman kedelai sebanyak 0,3 - 0,4 ton untuk setiap hektar lahan pertanaman; inokulum tanah tersebut disebarkan secara merata pada permukaan tanah yang telah diolah; kemudian diaduk atau dicangkul hingga rata. Prosedur kerja inokulasi benih kedelai adalah sebagai berikut: tanah inokulum ditumbuk hingga halus; biji kedelai dibasahi dengan air secukupnya, kemudian dicampur dengan tanah inokulum. Untuk 50 kg benih, diperlukan sekitar 5 kg tanah inokulum. Biji yang telah dicampur dengan inoculum kemudian ditanam di lahan.
B. Inokulasi Bertahap Alami. Prosedur kerja inokulasi bertahap adalah sebagai berikut: lahan yang direncanakan akan digunakan untuk pertanaman kedelai terlebih dahulu ditanami kedelai beberapa kali secara berturut-turut. Bakteri Rhizobium akan berkembang di dalam tanah, semakin lama semakin banyak, ditandai dengan semakin banyaknya bintil akar pada akar tanaman kedelai.
C. Inokulasi dengan Biakan Murni Rhizobium. Biakan murni strain Rhizobium yang digunakan sebagai inokulum dapat berupa kultur cair, biakan agar pada botol, atau biakan Rhizobium. Bahan pembawa untuk biakan Rhizobium pada umumnya berupa gambut, namun dapat juga menggunakan kompos atau campuran gambut dan tanah liat. Prosedur inokulasi dengan biakan murni adalah sebagai berikut: disiapkan benih kedelai yang akan ditanam dan inokulum kedelai, dibasahi dengan air secukupnya, dan dicampur hingga rata. Setiap kilogram benih dicampur dengan 7,5 g inokulum biakan murni.